SEJARAH MUHAMMADIYAH BERDIRI

 

SEJARAH BERDIRINYA MUHAMMADIYAH

 

1.      Masuknya Islam Ke Indonesia

Kepercayaan dan agama penduduk Indonesia sebelum datangnya agama Islam adalah Animisme, Dinamisme, Hindu dan Budha.

 

Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam terbesar jumlah anggotanya di Indonesia. Dan terbesar di dunia dalam hal jumlah amal usaha, yang meliputi bidang pendidikan, sosial, kesehatan dan ekonomi. Untuk mengenal muhammadiyah secara lebih mendalam berikut pemaparannya.

 

Pengertian Muhammadiyah

Muhammadiyah secara bahasa berasal dari kata Muhammad dan iyah. "Muhammad" diambil dari nama Nabi terakhir Muhammad SAW sedangkan “iyah” berarti pengikut. Jadi secara bahasa, muhammadiyah berarti pengikut Nabi Muhammad SAW.

 

Muhammadiyah secara istilah adalah Sebuah Organisasi Islam, gerakan dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada 18 Nopember 1912 M atau 8 Dzulhijah 1330 H di Yogyakarta, tepatnya di Kampung Kauman. Ma’ruf segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah. Sedangkan Munkar adalah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.

 

Tujuan Muhammadiyah

Muhammadiyah bertujuan untuk menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya –adil, makmur, sejahtera- yang diridhai Allah SWT. Yang pada akhirnya dapat melahirkan “Baldatun Thayibatun Wa Rabbun Ghafur” negeri yang baik yang penuh keberkahan dan ampunan Allah SWT. Gemah ripah loh jinawi.

 

Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah

Latar belakang Internal :

Ø  Aspirasi keagamaan KH. Ahmad Dahlan

KH. Ahmad Dahlan yang terinspirasi dari QS. Ali Imran : 104. Bahwa perlu “diadakan” suatu golongan yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Dan bentuk golongan tersebut adalah dengan ORGANISASI.

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[*]; merekalah orang-orang yang beruntung.

 

[*] pengertian Ma'ruf adalah segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan pengertian Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.

 

Ø  Keadaan Umat Islam

Umat Islam saat itu (tahun 1900 an) berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Miskin, bodoh, terpinggirkan. Kondisi ini dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam untuk menghancurkan.

Latar Belakang Eksternal :

Ø  Praktek ajaran Islam yang tercampur dengan ajaran lain.

Penyebaran ajaran agama Islam pada masa awal di nusantara menggunakan system asimilasi yang tidak menimbulkan pertentangan dari masyarakat nusantara yang masih beragama hindu, budha maupun kepercayaan. Asimilasi yang dilakukan oleh wali songo sangat berhasil memasukkan Islam dalam kehidupan masyarakat kala itu. Namun ketika para wali sudah tiada, tarbiyah yang dilakukan belum berhasil, ajaran Islam masih bercampur dengan ajaran yang lain, dan hal itu terjadi sampai sekarang dan dianggap sebagai ajaran Islam. Sebagai contoh adalah ritual Peringatan kematian 40 hari dan sebagainya. Hal inilah yang perlu diluruskan oleh umat Islam.

 

Ø  Adanya aktivitas misi Kristen (pemurtadan)

Penjajah Belanda dengan metodenya sendiri telah melakukan misi Gospel, yaitu meng-injilkan daerah jajahannya termasuk Indonesia. Kristenisasi dapat berjalan karena rakyat Indonesia yang mayoritas adalah umat Islam dalam keadaan miskin, dan rendah dalam memahami agamanya.

 

Ayat inilah yang menjadikan semangat dalam diri KH. Ahmad Dahlan untuk senantiasa berdakwah, menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencagah dari perbuatan munkar.

Latar belakang berikutnya adalah adanya praktek penyimpangan ajaran agama Islam yang sudah mendarah daging di masyarakat. Hal ini terjadi karena ketidak-tahuan masyarakat terhadap ajaran Islam yang sebenarnya. Ditambah dengan sikap taqlid buta mereka kepada para pimpinan agama Islam waktu itu. Sehingga mereka menerima apapun yang disampaikan tanpa mau mengoreksinya. Islam dipraktekkan secara campur aduk dengan ajaran lain. Dicampur dengan ajaran hindu budha. Dicampur dengan animism dinanisme. Umat Islam rapuh secara aqidah.

Latar belakang selanjutnya adalah kondisi ekonomi politik budaya umat Islam saat itu sangat lemah. Terjajah oleh kaum imperialis barat serta terjajah oleh kaum nya sendiri yang menjadi antek kompeni. Hal ini menjadikan umat Islam menjadi sasaran empuk misi zending Kristen, untuk dijadikan domba – domba gembalaan baru.

Oleh karena keadaan tersebut, KH. Ahmad Dahlan beserta dengan murid – murid nya berjuang untuk mengembalikan nilai asli seorang muslim. Muhammadiyah menjadi  pelopor gerakan tajdid (pembaharu) yang tidak menghendaki adanya Tahayul, Bid’ah, Khurofat dan Taqlid buta dalam aqidah dan ibadah umat Islam.

Pembaharuan yang dilakukan Muhammadiyah adalah menyatukan ajaran “Ar ruju’ ila al Qur’an wa Al Sunnah” (kembali kepada Al Qur’an dan As Sunah) dengan semangat “Ijtihad dan Tajdid”.

 

Dalam mewujudkan cita - cita dan keyakinannya muhammadiyah  melakukan da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dengan cara Hikmah Kebijaksanaan. Sebagaimana perintah Allah SWT dalam Al Qur’an Surat An Nahl ayat 125.

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.

 

Hikmah ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.

Mengajak, memanggil, menyeru tidak jemu-jemu, tidak memaksa, tidak boleh marah dan putus asa. Karena hidayah adalah hak prerogatif Allah SWT.

Dengan semangat tersebut muhamamdiyah menjadi organisasi berjuang secara hikmah menjadi organisasi yang tertib secara administrasi. Dan saat ini muhammadiyah telah memiliki banyak amal usaha di berbagai bidang demi mewujudkan cita – citanya, antara lain bidang Pendidikan, Sosial, Kesehatan dan Ekonomi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah hidup dan kepribadian tokoh pendiri Muhammadiyah (KH. AHMAD DAHLAN)

Pendidikan Kemuhammadiyahan

PERAN MUHAMMADIYAH DALAM KEBANGKITAN NASIONAL Bag. 1